Tato yang pada zaman dulu digunakan untuk menandai penghuni
penjara, kini berkembang untuk gaya dan kecantikan. Sebagian orang juga
yakin tato gambar tertentu mempengaruhi keberuntungannya. Seperti tato
ikan koi yang dianggap lambang hoki. Tato umumnya bergambar naga, tengkorak, bunga, simbol khsusus, dan
inisial nama. Jenis gambar tato pun mempunyai beberapa aliran, mulai
dari aliran tribal berupa motif dan grafis dari Eropa kuno, oriental
mewakili gambar-gambar Asia dan old school, atau istilahnya adalah jadul
identik dengan gambar abadi seperti tengkorak atau logo S mewakili
Supermen. Tetapi bagaimana dengan tato bergambar ikan koi? Pertanyaan
yang mungkin terlintas adalah: Ikan kok dijadikan tato? Terkesan tidak
gagah bukan?
Tetapi apa jawaban dari si pemilik tato? Misalnya Iman Santoso. Ia
memilih gambar tato karena sesuai dengan karakter shionya yaitu air.
Selain itu, yang utama adalah ia percaya bahwa tato koi bagi orang
Tionghoa adalah pengharapan keberuntungan dan kemakmuran.
Ketika ditanya seberapa besar gambar tato koi yang ada di kulitnya,
dengan perlahan ia menggulung celana panjang bagian kanannya. Tersibak
jelas guratan gambar liuk ikan koi. Tato bergambar koi berwarna oranye
kemerahan itu baru berumur tujuh bulan melekat di kulit betisnya. “Ini
belum selesai sempurna, masih ada yang harus ditambahkan” katanya sambil
menunjuk bagian yang belum dilabur warna.
Iman mengungkapkan, meskipun tak terlalu berharap, hoki tato koi
tetap dia percayai sebagai simbol keberuntungan. Untuk melekatkan gambar
koi di betisnya, pria yang berusia 35 tahun ini rela mengocek uang Rp
1,5 juta rupiah. “Sepertinya sih segitu, sudah lupa, Mas” ujarnya
berusaha melupakan jumlah nominal yang telah dikeluarkannya.
Begitu pula dengan Didimus. Saat ditemui, ia sedang menatokan lengan
kirinya. Ia memang menyukai tato, termasuk koi. Ia tidak sempat
memperlihatkan tatonya, karena saat itu tangan kirinya sedang ditato.
“Tato Koi ada di punggung kanan saya,” jawabnya singkat. “Ikan koi
membuat saya hoki dalam pekerjaannya” kata seorang seniman tato berusia
25 tahun ini.
Sedikit darah keluar dari pori-porinya yang baru saja ditembus jarum
mesin tato. Menurut dia, tato ikan koi sudah lama ia inginkan. Setamat
SMP, ia mulai mencari tukang tato untuk menggambar koi di bahunya.
Tangan kanannya masih ditato, terlihat sedikit air mata di ekor matanya
karena perih. Sementara tukang tato tetap asyik mewarnai lengannya.
Memang, untuk urusan kepercayaan tidak bisa dipaksakan, apalagi jika
disangkutpautkan dengan hoki atau keberuntungan jika melekatkan gambar
koi di tubuh. Begitulah yang diungkapkan Djohan, salah satu staf
pengelola studio tato Radjah Skin Design.
Ia menuturkan, pelanggan yang memesan tato koi biasanya 10 orang per
bulannya di satu studio. Sedangkan di Surabaya, studio Radjah berjumlah
dua. Jumlah 10 orang bisa dibilang banyak, karena kadang-kadang untuk
menggambar satu tato koi saja membutuhkan waktu lebih dari 4 jam.
“Tingkat kerumitan dan besar gambar koi juga ikut mempengaruhi” ucap
Djohan Samuel Nangin.
Ia sendiri mempunyai tato Koi padu padan warna merah kuning di paha
bagian depan. Selain untuk mengejar keberuntungan, Djohan memilih tato
koi karena hewan tersebut adalah hewan keramat dalam kepercayaan China
dan Jepang yang benar-benar nyata jika dibandingkan dengan Naga,
Phoenix, dan burung Hong.
Tato Koi memang unik, Djohan menceritakan pengalamannya selama
menjadi staf studio Tato. “Pelanggan yang ingin menato koi harus
konsultasi ke Suhu yang dapat menghitung Hong Sui,” tuturnya.
Mahal atau tidaknya membuat tato koi di Studio Radjah bukan
berdasarkan pada besar atau tidaknya gambar. “Tarif menggambar tato itu
Rp. 420.000 per jam” ucap Djohan membocorkan rahasia gerainya.
Ia mengungkapkan, membuat tato koi membutuhkan detil yang jelas.
Untuk menggambar koi harus memperhatikan gurat sisik, warna-warna yang
digunakan, sampai bentuknya yang menyerupai aslinya. Umumnya warna yang
paling disukai pelanggan Djohan adalah merah, kuning, oranye, dan hitam.
“Soal warna tidak menjadi masalah,” katanya
Dalam ilmu penafsiran tanda atau semiotika, tanda dalam bentuk bahasa
atau simbol mempunyai pengaruh dalam kehidupan sosial. Tak terkecuali
tanda yang tersaji dalam bentuk tato. Hal itu seperti diungkapkan Wawan
Setiawan, dosen Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
“Tanda koi bukan hanya sekadar ikan, tetapi merupakan simbol
keberuntungan yang masuk dalam kesadaran para konsumen (pengguna tato
koi) melalui mitos,” papar dosen yang sedang melakukan penelitian
tentang Zen Jepang ini.
Menurut Wawan, kepercayaan bukan satu-satunya yang mempengaruhi
kesadaran masyarakat pecinta tato Koi. Tetapi ada tiga faktor lain yang
mempengaruhi kepercayaan ini. Faktor-faktor tersebut adalah pengetahuan
tentang koi, mitos yang mengiringi koi, dan peristiwa keseharian yang
dialami masyarakat yang mempercayainya.
Alkisah legenda China, koi mencoba melawan arus sungai menuju hulu
sungai Huang Ho untuk menjadi sang Naga. Karena koi berhasil menjadi
naga, tak heran ikan koi memang selalu dikaitkan dengan keberuntungan,
kerja keras, kesuksesan, dan kesejahteraan.
Kepercayaan bahwa koi membawa keberuntungan diturunkan melalui
tradisi yang membuat masyarakat mempercayai dan menafsirkan pesan moral
kisah koi. Iman Santoso, Didimus, dan Djohan Samuel Nangin adalah
sebagian orang itu. Melekatnya koi dalam diri mereka seakan-akan selalu
mengingatkan perjuangan ikan koi yang berusaha menjadi Naga. Begitu pun
dengan orang-orang selain mereka yang merajah koi pada kulitnya. Mereka
berusaha dan bekerja keras untuk meraih kesuksesan. *
Tattoo Ikan Koi
4/
5
Oleh
Unknown
Note: Only a member of this blog may post a comment.