Saturday, May 3, 2014

Tattoo Ikan Koi

Tato yang pada zaman dulu digunakan untuk menandai penghuni penjara, kini berkembang untuk gaya dan kecantikan. Sebagian orang juga yakin tato gambar tertentu mempengaruhi keberuntungannya. Seperti tato ikan koi yang dianggap lambang hoki. Tato umumnya bergambar naga, tengkorak, bunga, simbol khsusus, dan inisial nama. Jenis gambar tato pun mempunyai beberapa aliran, mulai dari aliran tribal berupa motif dan grafis dari Eropa kuno, oriental mewakili gambar-gambar Asia dan old school, atau istilahnya adalah jadul identik dengan gambar abadi seperti tengkorak atau logo S mewakili Supermen. Tetapi bagaimana dengan tato bergambar ikan koi? Pertanyaan yang mungkin terlintas adalah: Ikan kok dijadikan tato? Terkesan tidak gagah bukan?
Tetapi apa jawaban dari si pemilik tato? Misalnya Iman Santoso. Ia memilih gambar tato karena sesuai dengan karakter shionya yaitu air. Selain itu, yang utama adalah ia percaya bahwa tato koi bagi orang Tionghoa adalah pengharapan keberuntungan dan kemakmuran.
Ketika ditanya seberapa besar gambar tato koi yang ada di kulitnya, dengan perlahan ia menggulung celana panjang bagian kanannya. Tersibak jelas guratan gambar liuk ikan koi. Tato bergambar koi berwarna oranye kemerahan itu baru berumur tujuh bulan melekat di kulit betisnya. “Ini belum selesai sempurna, masih ada yang harus ditambahkan” katanya sambil menunjuk bagian yang belum dilabur warna.
Iman mengungkapkan, meskipun tak terlalu berharap, hoki tato koi tetap dia percayai sebagai simbol keberuntungan. Untuk melekatkan gambar koi di betisnya, pria yang berusia 35 tahun ini rela mengocek uang Rp 1,5 juta rupiah. “Sepertinya sih segitu, sudah lupa, Mas” ujarnya berusaha melupakan jumlah nominal yang telah dikeluarkannya.
Begitu pula dengan Didimus. Saat ditemui, ia sedang menatokan lengan kirinya. Ia memang menyukai tato, termasuk koi. Ia tidak sempat memperlihatkan tatonya, karena saat itu tangan kirinya sedang ditato. “Tato Koi ada di punggung kanan saya,” jawabnya singkat. “Ikan koi membuat saya hoki dalam pekerjaannya” kata seorang seniman tato berusia 25 tahun ini.
Sedikit darah keluar dari pori-porinya yang baru saja ditembus jarum mesin tato. Menurut dia, tato ikan koi sudah lama ia inginkan. Setamat SMP, ia mulai mencari tukang tato untuk menggambar koi di bahunya. Tangan kanannya masih ditato, terlihat sedikit air mata di ekor matanya karena perih. Sementara tukang tato tetap asyik mewarnai lengannya.
Memang, untuk urusan kepercayaan tidak bisa dipaksakan, apalagi jika disangkutpautkan dengan hoki atau keberuntungan jika melekatkan gambar koi di tubuh. Begitulah yang diungkapkan Djohan, salah satu staf pengelola studio tato Radjah Skin Design.
Ia menuturkan, pelanggan yang memesan tato koi biasanya 10 orang per bulannya di satu studio. Sedangkan di Surabaya, studio Radjah berjumlah dua. Jumlah 10 orang bisa dibilang banyak, karena kadang-kadang untuk menggambar satu tato koi saja membutuhkan waktu lebih dari 4 jam. “Tingkat kerumitan dan besar gambar koi juga ikut mempengaruhi” ucap Djohan Samuel Nangin.
Ia sendiri mempunyai tato Koi padu padan warna merah kuning di paha bagian depan. Selain untuk mengejar keberuntungan, Djohan memilih tato koi karena hewan tersebut adalah hewan keramat dalam kepercayaan China dan Jepang yang benar-benar nyata jika dibandingkan dengan Naga, Phoenix, dan burung Hong.
Tato Koi memang unik, Djohan menceritakan pengalamannya selama menjadi staf studio Tato. “Pelanggan yang ingin menato koi harus konsultasi ke Suhu yang dapat menghitung Hong Sui,” tuturnya.
Mahal atau tidaknya membuat tato koi di Studio Radjah bukan berdasarkan pada besar atau tidaknya gambar. “Tarif menggambar tato itu Rp. 420.000 per jam” ucap Djohan membocorkan rahasia gerainya.
Ia mengungkapkan, membuat tato koi membutuhkan detil yang jelas. Untuk menggambar koi harus memperhatikan gurat sisik, warna-warna yang digunakan, sampai bentuknya yang menyerupai aslinya. Umumnya warna yang paling disukai pelanggan Djohan adalah merah, kuning, oranye, dan hitam. “Soal warna tidak menjadi masalah,” katanya
Dalam ilmu penafsiran tanda atau semiotika, tanda dalam bentuk bahasa atau simbol mempunyai pengaruh dalam kehidupan sosial. Tak terkecuali tanda yang tersaji dalam bentuk tato. Hal itu seperti diungkapkan Wawan Setiawan, dosen Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
“Tanda koi bukan hanya sekadar ikan, tetapi merupakan simbol keberuntungan yang masuk dalam kesadaran para konsumen (pengguna tato koi) melalui mitos,” papar dosen yang sedang melakukan penelitian tentang Zen Jepang ini.
Menurut Wawan, kepercayaan bukan satu-satunya yang mempengaruhi kesadaran masyarakat pecinta tato Koi. Tetapi ada tiga faktor lain yang mempengaruhi kepercayaan ini. Faktor-faktor tersebut adalah pengetahuan tentang koi, mitos yang mengiringi koi, dan peristiwa keseharian yang dialami masyarakat yang mempercayainya.
Alkisah legenda China, koi mencoba melawan arus sungai menuju hulu sungai Huang Ho untuk menjadi sang Naga. Karena koi berhasil menjadi naga, tak heran ikan koi memang selalu dikaitkan dengan keberuntungan, kerja keras, kesuksesan, dan kesejahteraan.
Kepercayaan bahwa koi membawa keberuntungan diturunkan melalui tradisi yang membuat masyarakat mempercayai dan menafsirkan pesan moral kisah koi. Iman Santoso, Didimus, dan Djohan Samuel Nangin adalah sebagian orang itu. Melekatnya koi dalam diri mereka seakan-akan selalu mengingatkan perjuangan ikan koi yang berusaha menjadi Naga. Begitu pun dengan orang-orang selain mereka yang merajah koi pada kulitnya. Mereka berusaha dan bekerja keras untuk meraih kesuksesan. *

Related Posts

Tattoo Ikan Koi
4/ 5
Oleh

Subscribe

Like the article above? Please feel free to subscribe via email

Note: Only a member of this blog may post a comment.